• Beranda
  • Penyakit
  • Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi Alergi Antibiotik yang Perlu Anda Ketahui

Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi Alergi Antibiotik yang Perlu Anda Ketahui

Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi Alergi Antibiotik yang Perlu Anda Ketahui

Bagikan :


Obat antibiotik ternyata bisa menjadi salah satu pemicu alergi seseorang. Jika Anda pernah merasa gatal-gatal, sesak napas atau wajah bengkak setelah minum antibiotik, kemungkinan besar Anda mengalami alergi antibiotik. Apa saja reaksi alergi antibiotik dan bagaimana cara mengatasinya?

 

Mengapa seseorang bisa mengalami alergi antibiotik?

Antibiotik adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Namun, pada beberapa orang justru mengalami alergi antibiotik, yaitu ketika tubuh akan mengeluarkan reaksi alergi seperti gatal-gatal dan bengkak ketika mengonsumsi obat antibiotik.

Kondisi ini sangat umum terjadi, sekitar 1 dari 15 orang umumnya memiliki alergi terhadap antibiotik. Beberapa jenis antibiotik yang dapat menyebabkan alergi umumnya penisilin, cephalosporin dan golongan antibiotik lainnya yang serupa.

Alergi antibiotik juga bisa disebabkan karena banyaknya penggunaan antibiotik. Untuk itu, jangan konsumsi antibiotik secara sembarangan tanpa resep dokter agar mendapat penanganan dengan tepat.

 

Gejala alergi antibiotik

Beberapa gejala alergi antibiotik yang sering muncul adalah munculnya ruam, wajah bengkak gatal-gatal, dan sesak napas. Pada beberapa kasus alergi antibiotik juga muncul gejala jantung berdebar, pusing, dan mata mudah merah. Pada kasus yang sangat parah, alergi antibiotik juga bisa ditandai dengan munculnya lepuhan yang mengelupas hingga terlihat daging merah di bawahnya.

 

Cara mengatasi alergi antibiotik

Seperti penanganan reaksi pada umumnya, alergi antibiotik bisa diatasi dengan berhenti mengonsumsi obat-obatan tersebut. Selain itu, untuk menangani alergi antibiotik Anda bisa melakukan beberapa cara berikut:

 

1. Minum obat alergi

Jika muncul reaksi alergi seperti gatal-gatal, biasanya pasien akan diresepkan obat alergi seperti cetirizine untuk meredakan reaksi alergi yang muncul. Anda juga bisa meredakan gatal akibat alergi dengan mandi air hangat, mengoleskan losion calamine, dan mengompres es ke bagian yang gatal.

 

Apabila reaksi yang muncul adalah peradangan, dokter akan meresepkan obat kortikosteroid untuk meredakan peradangannya. Perlu diingat bahwa penggunaan kortikosteroid harus dalam pengawasan dokter, tidak bisa didapatkan dengan bebas. 

 

2. Kortikosteroid

Obat-obatan steroid dapat menurunkan respons peradangan yang disebabkan oleh alergi antibiotik yang berat. Obat ini sering diberikan bersamaan dengan obat alergi untuk penanganan lebih cepat. Tersedia dalam bentuk suntikan maupun tablet.

 

3. Suntikan epinefrin

Terapi ini diberikan untuk mengatasi reaksi alergi berat yang dikenal dengan istilah anafilaksis. Gejala ini dapat berupa sesak napas, mual, muntah dan shock. Gejala ini harus ditangani dengan segera karena dapat mengakibatkan hilangnya kesadaran atau kematian. Selain itu, pasien dengan gejala anafilaksis perlu mendapat pengawasan khusus karena gejala ini dapat muncul selang beberapa waktu setelah pemberian suntikan.

 

4. Melakukan skin test

Alergi antibiotik adalah suatu kondisi yang tidak bisa diketahui jika Anda tidak pernah mengonsumsi antibiotik tersebut. Untuk mengetahuinya, dokter akan melakukan skin test, yaitu menginjeksikan antigen ke bawah kulit lalu lokasi suntikan tersebut akan dilingkari untuk diamati. Jika selama 10-15 menit kemudian ada reaksi alergi seperti pembengkakan atau gatal, maka Anda alergi dengan zat tersebut.

 

Jangan ragu untuk melapor atau konsultasi dengan dokter Anda jika mengalami reaksi alergi dari obat-obatan antibiotik. Dengan pemeriksaan dan penanganan yang tepat maka keluhan Anda juga dapat diatasi dengan optimal.

 

Writer: Ratih

Edited by: dr. Nadya Hambali

Last updated: 07-Juni-2021